Halaman Awal

Halaman Awal

Selasa, 29 Oktober 2013

PERKEMBANGAN JENIS MUSIK

1. PERIODE AWAL PERTUMBUHAN MUSIK HIBURAN

Hal pokok yang membedakan antara musik klasik dan musik hiburan adalah unsure beat (hentakan) yang secara nyata ditampilkan melalui gitar bass dan hentakan drum. Akibat dari munculnya pola ritmik dalam musik hiburan, jenis musik ini pada umumnya memiliki tempo yang merata sepanjang lagu dan jarang sekali berubah.



2. PERIODE PERKEMBANGAN MUSIK 1960 – 1980



3.  PERIODE PERKEMBANGAN MUSIK ALTERNATIF SETELAH 1980-an

FUNGSI DAN LATAR BELAKANG MUSIK

Seni musik merupakan salah satu cabang seni yang menggunakan media bunyi sebagai alat pengungkapan ekspresi senimannya, kedudukan musik sama dengan cabang-cabang seni lainnya, seperti seni sastra, seni rupa, seni tari, seni fotografi, seni teater, dan sebagainya.

Kata musik dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris musik atau bahasa Belanda muziek. Kata musik ini, menurut beberapa sumber berasal dari nama sekumpulan dewi kesenian bangsa Yunani Purba, yakni Musae. Dari kata Musae inilah kemudian lahir istilah musik, musik, musique, dan muziek sebagaimana yang kita kenal sekarang ini.

Gambar 1: Pementasan Musik Karawitan Bali

Dalam khasanah kehidupan seni nusantara, Indonesia sesungguhnya memiliki peristilahan tersendiri untuk seni musik ini, yakni seni karawitan. Akan tetapi, penggunaan dan penerapan istilah karawitan hanya berlaku bagi jenis musik tradisi saja sehingga dikenal adanya istilah karawitan Sunda, karawitan Jawa, karawitan Bali, karawitan Minang, dan sebagainya.

FUNGSI MUSIK BERDASARKAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA
Pada awal perkembangan peradaban manusia, musik diciptakan bukan hanya sebagai karya seni, namun musik muncul pada saat itu karena tuntutan yang menyertai manusia dalam pelafalan mantera agar mampu menimbulkan suasana magis. Musik digunakan sebagai salah satu sarana dalam upacara ritual masyarakat prasejarah.

Secara periodis, perkembangan musik dengan fungsinya dapat disusun sebagai berikut:
  1. Musik tercipta untuk iringan ritual, lalu berkembang dan dijadikan simbol atau tanda untuk suatu aktivitas. Musik digunakan untuk memanggil orang untuk berkumpul, tanda peperangan, iringan upacara, dsb.
  2. Periode Klasik Kuno. Berkembang di Yunani, Asiria, Babilonia, Persia, Mesir Kuno. Alat musik mulai diciptakan. Bahkan Yunani memiliki dewa khusus menangani musik. Musik sudah digunakan sebagai alat hiburan, iringan pementasan teater, iringan tarian dan nyanyian, telah dimainkan secara orchestral.
  3. Abad Pertengahan (400 M – 1400 M) banyak berkembang musik monofonik (musik yang hanya terdiri dari melodi tunggal). Banyak musik yang diciptakan sebagai bentuk musik tarian.
  4. Akhir Periode Abad Pertengahan mengarah kepada bentuk-bentuk musik liturgy (musik keagamaan) Nasrani. Periode ini mulai dikenal musik polifonik (lebih dari satu melodi dimainkan secara serempak).
  5. Periode Renaisance (1400-1600). Karakter musiknya lembut dan orang-orang kembali mempelajari seni pada masa Yunani dan Romawi Kuno.
  6. Zaman Barok (1600-1750) merupakan zaman peningkatan karya musik Eropa. Periode ini menggambarkan suatu karya seni yang rumit, penuh detail dan merupakan ekspresi berbagai emosi seperti kemarahan, ketakutan, kekecewaan dan kebahagiaan. Sayangnya kreativitas para komponis dibelenggu oleh aturan gereja yang ketat. Pada periode ini dikenal system patronisasi di mana kekuasaan tertinggi ada di tangan gereja. Setiap komponis besar pada saat itu memiliki tugas untuk mencitakan karya-karya musik liturgy sekaligus pemain organ di gereja dan aturan ini tidak boleh dilanggar.
  7. Zaman Rokoko. Musik menjadi komoditas yang dimanfaatkan untuk menaikkan gengsi kaum bangsawan. Tidak jarang keluarga-keluarga bangsawan mengundang komponis dan kelompok musik untuk memainkan karya-karya yang mereka pesan pada acara-acara tertentu.
  8. Zaman Klasik (1740-1830) adalah awal penciptaan musik-musik simfoni.
  9. Zaman Romantik (1820-1900). Para seniman mulai berani mengekrspresikan emosi pribadinya sendiri setelah sebelumnya hanya menciptakan  karya musik yang terpaku pada aturan gereja. Musik telah berfungsi sebagai alat ekspresi musikal individu komponis yang bebas dan tidak terikat.
  10. Periode Abad 20-an (1900-2000) sering disebut sebagai periode musik modern.



Gambar 2: Pementasan Musik Orkestra

Perkembangan musik serius dari Eropa mengalami perkembangan yang relative lambat setelah memasuki abad ke-20. Perkembangan kebudayaan dan seni kini mulai meluas di seluruh dunia. Bangsa-bangsa Eropa mulai dikejutkan oleh munculnya jenis musik baru yang lebih sederhana dan benar-benar memberikan kebebasan yang kemudian melahirkan berbagai aliran dam musik dunia. Jenis musik baru ini justru terlahir dari tradisi musikal budak-budak Negro yang dipekerjakan di perkebunan-perkebunan di Amerika Serikat. Musik ini dikenal dengan nama Spiritual Blues yang kemudian berkembang menjadi cikal-bakal musik Jazz. 
Gambar: Musik Jazz Modern

Selasa, 01 Oktober 2013

MEMBUAT KOMIK (Bagian 2)

Karya AGUNG GUNAWAN
Judul : BIMBINGAN 

Komik ini terilhami oleh nasib para siswa dan mahasiswa yang sedang menjalani proses bimbingan laporan. Terkadang ketika kita siap guru atau dosennya malah gak ada. Tapi, seringnya, waktu guru atau dosennya ada dan nanya-nanya dan memberi semangat pada siswa, siswa/mahasiswa malah main umpet-umpetan. Kapan dong beresnya...



Karya : AGUNG SOLIHIN
Judul : TELAT MASUK
Komik ini terilhami dari keseharian para siswa/mahasiswa dan guru/dosen yang telat masuk ke kelas. Seribu alasan yang dijadikan tameng penyelamat dari gertakan guru, seperti ban bocor, rantai putus, ganti oli, rem ngadat dsb. Mungkin salah satu dari Anda pernah mengalami hal serupa? atau mungkin lebih parah dari ini? 
Tapi, apa jadinya kalo guru/dosennya yang telat masuk ya.... apa siswa/mahasiswanya marah-marah? tentu tidak kan...hahaha...

Untuk di SMK Terpadu Al Ittihad, sekolah kita tercinta, apabila ada siswa yang telat masuk harus melapor ke TU untuk meminta Surat Izin Masuk. Nah, ini tergantung dengan para siswa masing-masing. Kalo kebetulan lagi "apes" mungkin akan disuruh keliling lapang atau paling enteng push-up 10-20 kali.


Karya : AZIZ NURJUANDI
Judul : SUSTER NGESOT


Anda semua tentu sudah tahu, bahwa setan-setan sudah lama bergentayangan di layar lebar maupun televisi. Yup, hal ini kadang membuat kita merinding atau bahkan sebaliknya, gelak tawa muncul karena melihat tingkah aneh para setan. Mulai dari genderewo, pocong, kuntilanak, dan geng setan lainnya. Nah, untuk urban legend, ada setan yang sangat populer, dia berpakaian putih, seksi, dan tentunya berpendidikan tinggi, karena dialah setan suster ngesot.
Aziz Nurjuandi yang membuat karya komik ini terinspirasi dari fenomena tersebut, apalagi setelah kasus setan suster ngesot bohongan yang pada tahun lalu booming. Masih ingat kan kisahnya...? kalo enggak, tanya aja ma oma atau opa mu.


Karya : EGA SITI FATIMAH
Judul : TEMAN RESE

Teman yang ada di sekeliling kita itu macam-macam. Ada yang care, nyebelin, rese, sering nyusahin, dan sisanya kalian pasti tahu sendiri. Contohnya dari percakapan kedua anak ini, tentu Anda bisa menilainya bukan?

Karya : ENENG ANI
Judul : KALUNG GAUL


Kreatif dan inovatif haruslah dimiliki oleh jiwa anak muda Indonesia. Jika Anda memiliki tali kolor yang kepanjangan, apa yang akan Anda lakukan? 
a) memotong tali yang panjang tsb
b) membelitkannya ke pinggang
c) dijadikan kalung 

Salah satunya mungkin patut Anda coba!


Karya : ERIK
Judul : PERMINTAAN & RESOLUSI

Komik karya Erik ini terdiri dari dua judul, yang pertama mengisahkan tentang seorang anak muda yang memiliki permintaan. Namun, sang jin sudah mengetahui dari awal karena lihat dari status sosial media. Bukankah kita sering kali menuliskan apa yang kita inginkan, suasana hati, dan apapun itu, sehingga semakin banyak yang tahu maka semakin puaslah kita. Apakah sepenting itu mengekspresikan diri, sehingga mungkin saja kita berubah menjadi pribadi yang suka mengeluh dan berkesah dengan keadaan.  
Komik di bawahnya adalah bercerita tentang resolusi. Agak berbau politik, namun teman yang satu lagi malah nyambungnya ke kamera... yang begitulah, kadang kita sering salah sambung kan?





Karya : ERIS R.
Judul : TARIF OPERATOR

Komik yang satu ini bercerita tentang tarif operator yang aduhai betapa menggoda terutama para ABG labil yang doyan murah-murah lebih rela gonta-ganti nomor demi mendapatkan tarif promosi yang pas di hati. Kebanyakan, jika ada program promosi yang lebih menarik lagi ya, beli lagi. Tapi, hati-hati kalo ganti kartu. Pastikan Anda membaca ketentuan dan aturan mainnya. Hari gini ada yang ngasih gratis 100%? 



Karya : IDRIS MAULANA
Judul : SESUATU BANGET

Lain halnya dengan Idris Maulana, dia mengangkat tema dari keseharian kita yang dulu gaya bicara ala artis ini sangat digandrungi, atau mungkin juga Anda para pembaca masih meniru? Kata "SESUATU BANGET" adalah sebuah kata untuk mengungkapkan hal perasaan yang orangnya juga masih bingung harus memakai padanan kata. Kadang, lawan bicara kesal  campur penasaran karena dibalik kata "SESUATU" ada hal yang dirahasiakan. Pastinya Anda lebih lihai dalam penggunaan kata-kata ini bukan? Ok, kita beranjak pada komik lainnya...



Karya : IKEU YULIA
Judul : TELEPON KALENG

Bukan surat kaleng ya. Untuk kedua kalinya diangkat tema yang gak jauh dari handphone dan operator. Yup, masih seputar tarif yang bikin pusing, kadang kalau isi dompet sedang kepepet kita tidak sempat untuk bertanya kabar pada teman, sahabat, atau keluarga. Tapi, tahukah Anda, dulu sebelum ada telepon selular, anak-anak kecil di Indonesia pada umumnya sudah bermain dengan kaleng susu dan tali Lain halnya dengan Idris Maulana, dia mengangkat tema dari keseharian kita yang dulu gaya bic

MEMBUAT KOMIK

Meski bukan satu-satunya, komik merupakan bahasa gambar yang paling universal. Komik pada pertumbuhannya saat ini sangat didukung kemajuan perangkat teknologi. Implikasinya, komik meluas tidak hanya menggunakan medium kertas tetapi juga internet, printing, sampai animasi. Kendati begitu, peluang dan kesempatan komik untuk berkembang di berbagai medium tersebut sama besarnya. Malah setiap medium saling mendukung satu sama lain.

Secara umum, komik sendiri sering diartikan dengan cerita bergambar dalam majalah, suratkabar, atau dapat pula berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu, dan ada pula yang menampilkan cerita-cerita serius. Tujuan utama komik adalah sebagai hiburan dalam bentuk bacaan ringan, meski cerita yang disajikan beberapa diantaranya relatif panjang, namun tidak selalu terkait dengan pesan-pesan moral tertentu. Namun secara umum, komik terdiri dari teks dan gambar dan hal ini menjadi ciri utama komik dibanding media serupa lainnya.

Dalam konteks perannya sebagai media komunikasi, komik turut berperan dalam merepresentasikan aspek-aspek kehidupan sosial sebuah masyarakat. Adegan-adegan komik yang menggelitik biasanya malah mampu menyuguhkan gambaran atas realitas dengan sangat akurat. Namun persoalan representasi bukan sesuatu yang mudah. Penggambaran tokoh dan adegan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam perannya untuk merepresentasikan realitas. Sebuah seni yang melakukan kritik tentunya membutuhkan keterampilan yang memadai yaitu mengubah realitas real (realitas pertama) menjadi realitas yang direpresentasi (realitas kedua). Dalam proses representasi inilah muncul apa yang disebut dengan praktik penandaan (signifying practices).

Sebagai media komunikasi visual, komik sendiri sesungguhnya memiliki varian, salah satunya adalah komik strip. Komik strip adalah komik yang disajikan secara berkesinambungan dalam media massa seperti suratkabar atau majalah. Namun, dalam perkembangannya, ada pula komik strip yang disajikan secara mandiri artinya tidak memiliki hubungan cerita diantara edisi satu dengan yang lainnya. Ketika membaca cerita itu, biasanya kita menemukan lelucon segar, bahkan seringkali membuat kita menertawakan diri sendiri dan lingkungan sosial kita.

Hal ini menurut Graeme Burton disebabkan oleh fungsi media telah berkembang, salah satunya adalah fungsi kultural. Dalam menjalankan fungsi kultural, media menghasilkan materi yang mencerminkan budaya dan menjadi bagian dari budaya tersebut. Secara praktis dapat dikemukakan; pertama, materi ini mempertahankan dan mentransmisikan budaya kita dan menghasilkan kontinuitas bagi budaya tersebut; kedua, materi ini mengembangkan budaya massa dengan mengorbankan keanekaragaman subkultur; dan ketiga, materi ini dapat mempertahankan status quo dalam pengertian kultural, tetapi juga dapat mendorong perubahan dan pertumbuhan.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada tiga istilah yang sering dipahami secara keliru, yakni komik, kartun, atau karikatur. Ketiga istilah ini memang seringkali dipertukarkan, bahkan oleh para pelaku media sendiri. Padahal sesungguhnya masing-masing memiliki karakter dan ciri khas tersendiri.

Pertama, komik secara umum adalah cerita bergambar dalam majalah, suratkabar, atau dapat pula berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu, dan ada pula yang menampilkan cerita-cerita serius. Tujuan utama komik adalah sebagai hiburan dalam bentuk bacaan ringan, meski cerita yang disajikan beberapa diantaranya relatif panjang, namun tidak selalu terkait dengan pesan-pesan moral tertentu. Namun secara umum, komik terdiri dari teks dan gambar dan hal ini menjadi ciri utama komik dibanding media serupa lainnya.

Kedua, kartun adalah sebuah gambar lelucon yang muncul di media massa yang biasanya hanya berisi humor semata tanpa membawa kritik sosial apapun. Namun ada juga yang mengungkapkan masalah sesaat secara ringkas namun tajam dan humoris sehingga tidak jarang membuat pembaca tersenyum, dan ketiga, karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya dengan penggambaran ciri khas lahiriahnya dan biasanya bertujuan untuk mengolok-olok.

Dari ketiga definisi di atas sesungguhnya dapat diidentifikasi masing-masing perbedaan khusus. Namun demikian, persamaan umum dari ketiga media visual tadi adalah sama-sama karya seni visual yang mudah dicerna


Sumber : mangozie.net

Senin, 02 September 2013

Prinsip-prinsip Seni Rupa

Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:

·         Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.


·         Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.


·         Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan.Perbedaan  yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan memberikan kesan yang tidak monoton.


·         Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.

·         Gradasi
Gradasi adalah penyusunan warna berdasar kantingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur-angsur.

·         Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian lainnya secara keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.

·         Komposisi
Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.


·         Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.


UNSUR-UNSUR SENI RUPA

Membahas dan mengapresiasi sebuah karya seni atau seni rupa tak lepas dari dua hal penting, yaitu unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa. Dalam uraian berikut akan disajikan secara singkat apa itu unsur-unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa.
Unsur-unsur Seni Rupa
Seni rupa dibangun oleh sejumlah unsure yang membentuk kesatuan yang padu sehingga karyanya dapat dinikmati secara utuh.
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.

1).   Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.

2).   Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Garis dapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan sebagai perlambangan, seperti:
-       Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan;
-       Garis miring mengingatkan pada kegoncangan, tidak stabil, gerak;
-       Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan kekuatan;
-       Garis halus, melengkung-lengkung berirama mengesankan kelembutan, kewanitaan.

Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
-       Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
-      Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna atau ruang


3).   Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

4).   Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.    Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
-       Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
-       Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b.  Bentuk nongeometris
     Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan,            dan hewan.


5).   Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.


6).   Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah, kuning, dan biru.

Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
·         merah + kuning : jingga
·         biru + kuning     : hijau
·         merah + biru      : ungu


Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
·         kuning + hijau    : kuning kehijau-hijauan
·         biru + ungu        : ungu kebiruan
·         jingga + merah   : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

7).   Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.


8).   Gelap Terang

Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.