Halaman Awal

Halaman Awal

Selasa, 01 Oktober 2013

MEMBUAT KOMIK

Meski bukan satu-satunya, komik merupakan bahasa gambar yang paling universal. Komik pada pertumbuhannya saat ini sangat didukung kemajuan perangkat teknologi. Implikasinya, komik meluas tidak hanya menggunakan medium kertas tetapi juga internet, printing, sampai animasi. Kendati begitu, peluang dan kesempatan komik untuk berkembang di berbagai medium tersebut sama besarnya. Malah setiap medium saling mendukung satu sama lain.

Secara umum, komik sendiri sering diartikan dengan cerita bergambar dalam majalah, suratkabar, atau dapat pula berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu, dan ada pula yang menampilkan cerita-cerita serius. Tujuan utama komik adalah sebagai hiburan dalam bentuk bacaan ringan, meski cerita yang disajikan beberapa diantaranya relatif panjang, namun tidak selalu terkait dengan pesan-pesan moral tertentu. Namun secara umum, komik terdiri dari teks dan gambar dan hal ini menjadi ciri utama komik dibanding media serupa lainnya.

Dalam konteks perannya sebagai media komunikasi, komik turut berperan dalam merepresentasikan aspek-aspek kehidupan sosial sebuah masyarakat. Adegan-adegan komik yang menggelitik biasanya malah mampu menyuguhkan gambaran atas realitas dengan sangat akurat. Namun persoalan representasi bukan sesuatu yang mudah. Penggambaran tokoh dan adegan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam perannya untuk merepresentasikan realitas. Sebuah seni yang melakukan kritik tentunya membutuhkan keterampilan yang memadai yaitu mengubah realitas real (realitas pertama) menjadi realitas yang direpresentasi (realitas kedua). Dalam proses representasi inilah muncul apa yang disebut dengan praktik penandaan (signifying practices).

Sebagai media komunikasi visual, komik sendiri sesungguhnya memiliki varian, salah satunya adalah komik strip. Komik strip adalah komik yang disajikan secara berkesinambungan dalam media massa seperti suratkabar atau majalah. Namun, dalam perkembangannya, ada pula komik strip yang disajikan secara mandiri artinya tidak memiliki hubungan cerita diantara edisi satu dengan yang lainnya. Ketika membaca cerita itu, biasanya kita menemukan lelucon segar, bahkan seringkali membuat kita menertawakan diri sendiri dan lingkungan sosial kita.

Hal ini menurut Graeme Burton disebabkan oleh fungsi media telah berkembang, salah satunya adalah fungsi kultural. Dalam menjalankan fungsi kultural, media menghasilkan materi yang mencerminkan budaya dan menjadi bagian dari budaya tersebut. Secara praktis dapat dikemukakan; pertama, materi ini mempertahankan dan mentransmisikan budaya kita dan menghasilkan kontinuitas bagi budaya tersebut; kedua, materi ini mengembangkan budaya massa dengan mengorbankan keanekaragaman subkultur; dan ketiga, materi ini dapat mempertahankan status quo dalam pengertian kultural, tetapi juga dapat mendorong perubahan dan pertumbuhan.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada tiga istilah yang sering dipahami secara keliru, yakni komik, kartun, atau karikatur. Ketiga istilah ini memang seringkali dipertukarkan, bahkan oleh para pelaku media sendiri. Padahal sesungguhnya masing-masing memiliki karakter dan ciri khas tersendiri.

Pertama, komik secara umum adalah cerita bergambar dalam majalah, suratkabar, atau dapat pula berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu, dan ada pula yang menampilkan cerita-cerita serius. Tujuan utama komik adalah sebagai hiburan dalam bentuk bacaan ringan, meski cerita yang disajikan beberapa diantaranya relatif panjang, namun tidak selalu terkait dengan pesan-pesan moral tertentu. Namun secara umum, komik terdiri dari teks dan gambar dan hal ini menjadi ciri utama komik dibanding media serupa lainnya.

Kedua, kartun adalah sebuah gambar lelucon yang muncul di media massa yang biasanya hanya berisi humor semata tanpa membawa kritik sosial apapun. Namun ada juga yang mengungkapkan masalah sesaat secara ringkas namun tajam dan humoris sehingga tidak jarang membuat pembaca tersenyum, dan ketiga, karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya dengan penggambaran ciri khas lahiriahnya dan biasanya bertujuan untuk mengolok-olok.

Dari ketiga definisi di atas sesungguhnya dapat diidentifikasi masing-masing perbedaan khusus. Namun demikian, persamaan umum dari ketiga media visual tadi adalah sama-sama karya seni visual yang mudah dicerna


Sumber : mangozie.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar